Perusahaan pusat data Tiongkok, ZDATA Technologies Co., Ltd, dikabarkan menargetkan utang pribadi sekitar US$ 500 juta untuk mendanai proyek pusat datanya di Johor, Malaysia, menurut Bloomberg, mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut. Perusahaan tersebut dikabarkan sedang mencari jangka waktu pinjaman sekitar dua hingga tiga tahun, kata sumber tersebut. Diskusi masih berlangsung dan detailnya mungkin berubah, tambah mereka.
ZDATA pada bulan Februari melakukan peletakan batu pertama di kampus pusat data hiperskala GP3-nya di Gelang Patah, Johor.
Pada bulan Oktober 2024, perusahaan tersebut telah membeli tanah hak milik seluas 38,53 hektar di Gelang Patah, Johor, dengan pertimbangan tunai sebesar RM 240 juta dari Tropicana Corporation Berhad, melalui anak perusahaan masing-masing, menurut pernyataan dari Tropicana Corp, pengembang Malaysia.
Di Tiongkok, ZDATA saat ini mengoperasikan dan berencana untuk membangun lebih dari 30 pusat data hijau di wilayah seperti Beijing, Zhangjiakou, Langfang, Tianjin, Ulanqab, Datong Yanggao, Shaoguan, dan Shaoyang dengan 2GW dalam operasi dan dalam pembangunan, menurut situs webnya. Total beban TI yang direncanakan diperkirakan akan mencapai 5GW. Klien utamanya termasuk JD.com, ByteDance, Alibaba Cloud, Tencent, dan Huawei.
Dalam beberapa bulan terakhir, ada peningkatan jumlah kesepakatan serupa di seluruh wilayah yang didorong oleh meningkatnya permintaan akan infrastruktur digital untuk mendukung AI dan komputasi awan.
Konsultan real estat Cushman & Wakefield pada bulan Maret memperkirakan bahwa US$ 116 miliar akan dibutuhkan untuk membangun saluran pusat data Asia dalam lima hingga tujuh tahun ke depan.
ZDATA tidak segera menanggapi permintaan pers untuk memberikan komentar.
