Malaysia meluncurkan kebijakan cloud; akan membentuk Komisi Data

Facebook
Twitter
LinkedIn
Picture of Jan Yong
By Jan Yong
Photo by Jan Yong

Malaysia baru saja meluncurkan Kebijakan Komputasi Awan Nasional (NCCP), sebuah cetak biru strategis yang akan memandu adopsi cloud di negara ini, kata Menteri Digital Malaysia, Gobind Singh Deo, pada ASEAN AI Malaysia Summit 2025 (AAIMS25) baru-baru ini. Kebijakan ini menetapkan lima pilar inti yaitu, mewajibkan adopsi cloud di sektor publik, mendorong adopsi cloud di sektor swasta, memperkuat perlindungan data dan privasi warga negara, memastikan inklusivitas digital, dan mengurangi dampak lingkungan dari infrastruktur cloud.

Selain mendukung tujuan MyDIGITAL dan Cetak Biru Ekonomi Digital Malaysia, NCCP juga akan membuka potensi ekonomi riil yang menempatkan negara ini di jalur untuk menjadi pusat cloud dan digital regional terkemuka pada tahun 2030, kata Gobind.Menteri tersebut mengutip contoh studi terbaru oleh Asian Development Bank Institute dan AWS yang memproyeksikan bahwa bahkan peningkatan 1% dalam adopsi cloud dapat menyumbang hingga RM10,5 miliar (US$ 2,5 miliar) untuk PDB Malaysia. “Dengan mempercepat strategi cloud kita dari tahun 2024 hingga 2028, kita berpotensi membuka nilai ekonomi tambahan yang mengejutkan sebesar RM110 miliar (US$ 26 miliar),” katanya.

“Proyeksi ini sekarang didukung oleh tindakan nyata. Komitmen kami telah menarik mitra kelas dunia dan investasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kita menyaksikan miliaran ringgit disalurkan ke infrastruktur digital kita, dengan pemain teknologi global membangun wilayah cloud dan pusat data baru di Malaysia,” tambah menteri tersebut.

Pada acara yang sama kemudian, Gobind mengatakan Malaysia akan membentuk Strategi Kepercayaan Digital dan Keamanan Data (2026–2030) dan Komisi Data independen untuk mengatur transformasi digital negara tersebut. Strategi Kepercayaan Digital dan Keamanan Data (2026–2030) akan menetapkan peta jalan jangka panjang untuk menangani ancaman yang muncul, memajukan integritas data, dan memperkuat kepercayaan publik pada masa depan digital Malaysia, sementara Komisi Data akan berfungsi sebagai badan pengawas independen untuk tata kelola data dan AI etis.

Gobind Singh Deo

Sebelumnya, Gobind dilaporkan mengungkapkan kepada Parlemen Malaysia bahwa Kantor AI Nasional (NAIO) telah mengamankan investasi senilai RM3,29 miliar (US$ 780 juta) dari Januari hingga Juni tahun ini. Lebih lanjut, NAIO saat ini sedang menyusun Rencana Aksi AI Nasional 2026-2030 dan menyelesaikan Buku Panduan Kesiapan Data AI untuk mendukung rencana ekosistem AI berkelanjutan di Malaysia.

Pada kesempatan terpisah, Gobind dilaporkan mengatakan bahwa AI Generatif saja diproyeksikan akan membuka hingga US$ 113,4 miliar dalam kapasitas produktif untuk negara tersebut. Untuk tahun 2025, negara ini berharap untuk mencapai target pendapatan RM3,6 miliar (US$ 850 juta) untuk industri pusat data.Sementara itu, Johor, pusat pusat data Malaysia, telah menyetujui 42 proyek senilai RM 164,45 miliar (US$ 39 miliar) pada kuartal kedua (Q2) tahun ini, kata Menteri Besarnya, Datuk Onn Hafiz Ghazi, dalam sebuah postingan Facebook baru-baru ini. Dia menambahkan bahwa proyek-proyek ini diharapkan dapat menciptakan lebih dari 6.000 peluang kerja dan menyumbang 78,6% dari kapasitas TI operasional negara.

 

 

 

Related Posts
Other Popular Posts
Australasia News [ID]
Northeast Asia News [ID]
South Asia News [ID]